Posted by : Unknown
Rabu, 22 Mei 2013
I. Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah
salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).
II. Fungsi DDST
DDST
digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa
dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
III. Aspek-aspek Perkembangan yang
Dinilai
Dalam DDST
terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu
disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang
disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
A.
Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, seperti:
1. Menatap
muka
2. Membalas
senyum pemeriksa
3. Tersenyum
spontan
4. Mengamati
tangannya
5. Berusaha
menggapai mainan
6. Makan
sendiri
7. Tepuk
tangan
8.
Menyatakan keinginan
9. Daag-daag
dengan tangan
10. Main
bola dengan pemeriksa
11. Menirukan
kegiatan
12. Minum
dengan cangkir
13. Membantu
di rumah
14. Menggunakan
sendok dan garpu
15. Membuka
pakaian
16. Menyuapi
boneka
17. Memakai
baju
18. Gosok
gigi dengan bantuan
19. Cuci
dan mengeringkan tangan
20. Menyebut
nama teman
21. Memakai
T-shirt
22. Berpakaian
tanpa bantuan
23. Bermain
ular tangga / kartu
24. Gosok
gigi tanpa bantuan
25. Mengambil
makan
B. Fine Motor Adaptive (Gerakan
Motorik Halus)
Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti
ke garis tengah
2. Mengikuti
lewat garis tengah
3. Memegang
icik-icik
4. Mengikuti
1800
5. Mengamati
manik-manik
6. Tangan
bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari
benang
9. Menggaruk
manik-manik
10. Memindahkan
kubus
11. Mengambil
dua buah kubus
12. Memegang
dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan
2 kubus
14. Menaruh
kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil
manik-manik ditunjukkan
17. Menara
dari 2 kubus
18. Menara
dari 4 kubus
19. Menara
dari 6 kubus
20. Meniru
garis vertikal
21. Menara
dari kubus
22. Menggoyangkan
dari ibu jari
23. Mencontoh
O
24. Menggambar
dengan 3 bagian
25. Mencontoh
(titik)
26. Memilih
garis yang lebih panjang
27. Mencontoh
ð yang ditunjukkan
28. Menggambar
orang 6 bagian
29. Mencontoh
ð
C. Language (Bahasa)
Kemampuan
untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo
? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh
ke bunyi icik-icik
7. Menoleh
ke arah suara
8. Satu
silabel
9. Meniru
bunyi kata-kata
10. Papa/mama
tidak spesifik
11. Kombinasi
silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama
spesifik
14. 1
kata
15. 2
kata
16. 3
kata
17. 6
kata
18. Menunjuk
2 gambar
19. Kombinasi
kata
20.
menyebut 1 gambar
21. Menyebut
bagian badan
22. Menunjuk
4 gambar
23. Bicara
dengan dimengerti
24. Menyebut
4 gambar
25. Mengetahui
2 kegiatan
26. Mengerti
2 kata sifat
27. Menyebut
satu warna
28. Kegunaan
2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara
semua dimengerti
31. Mengerti
4 kata depan
32. Menyebut
4 warna
33. Mengartikan
6 kata
34. Mengetahui
3 kata sifat
35. Menghitung
6 kubus
36. Berlawanan
2
37. Mengartikan
7 kata
D. Gross Motor
(Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan
seimbang
2. Mengangkat
kepala
3. Kepala
terangkat ke atas
4. Duduk
kepala tegak
5. Menumpu
badan pada kaki
6. Dada
terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit
kepala tegak
9. Duduk
tanpa pegangan
10. Berdiri
tanpa pegangan
11. Bangkit
waktu berdiri
12. Bangkit
terus duduk
13. Berdiri
2 detik
14. Berdiri
sendiri
15. Membungkuk
kemudian berdiri
16. Berjalan
dengan baik
17. Berjalan
dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan
naik tangga
20. Menendang
bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar
bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri
satu kaki 1 detik
25. Berdiri
satu kaki 2 detik
26. Melompat
dengan satu kaki
27. Berdiri
satu kaki 3 detik
28. Berdiri
satu kaki 4 detik
29. Berjalan
tumit ke jari kaki
30. Berdiri
satu kaki 6 detik
IV. Cara Mengukur Perkembangan
Anak dengan DDST
Pada waktu
tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar
antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20
menit saja
A. Alat yang
Digunakan
1.Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna
merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,
kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
menilainya.
B. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6
bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
C. Penilaian
Penilaian
apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis
berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan
pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang
P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi
dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3. Tidak dapat dites
- Apabila
terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang
tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Agar lebih
cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining
dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah
satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan
DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk
kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat
diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10
pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai
berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai
dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)
V.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat dua
faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk
faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down,
sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin,
methadion, obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid,
insulin)
- Radiasi
- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak,
teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
- Stres
- Imunitas
- Anoksia embrio
b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolisme, hormon.
2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga,
pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas
rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama,
urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)
VI. Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu
pada anak
Secara umum
digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu:
1. Kebutuhan Fisik – Biomedis (“ASUH”)
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang
teratur, pengobatan kalau sakit.
- Papan/pemukiman yang layak.
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASUH”)
- Kebutuhan hubungan ibu dan anak
- Emosi
- Psikososial
- Kasih sayang
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASUH”)
-
Kecerdasan - Kreativitas
- Moral – Etika
-
Ketrampilan
-
Agama
- Produktivitas
-
Kemandirian
- Kepribadian
- dsb.
Stimulasi
yang diberikan tenaga profesional, meliputi:
1.
Fisioterapi
2.
Terapi okupasi
3.
Terapi wicara
4.
Terapi bermain
5.
Terapi pijat
6.
Latihan persepsi motorik
7.
Psikoterapi
8.
Edukasi
Stimulasi
yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang
terintegrasi meliputi:
1.
Penglihatan
2.
Pendengaran
3.
Proprioseptif raba
4.
Sentuhan
5.
Keseimbangan